Saturday, February 12, 2011

Your Job is Not Your Career




"We are meaning-seeking creatures. If our lives lack a clear sense of meaning, if we are not engaged in some larger purpose, we will not be fully satisfied, regardless of whatever else we may have"


Kutipan di atas diambil dari sebuah blog post di Harvard Business Review.
Waktu membacanya, saya langsung teringat pada bukunya Rene Suhardono Your Job is Not Your Career.


Saya harus berterimakasih kepada Hikki yang sudah merekomendasikan bukunya Rene ini kepada saya. Buat sebagian orang, buku ini mungkin sudah mendorong mereka untuk berani mengevaluasi keadaan mereka saat ini dan kemudian mencari passion-nya. Buat saya, yang sudah lama berada dalam peperangan batin soal pekerjaan dan passion, buku ini sudah membuka mata saya dan memberikan pemahaman baru soal karir dan pekerjaan, dan memberi saya semangat berlipat-lipat untuk terus menghidupkanpassion yang saya miliki.


Saya bersyukur dengan pekerjaan yang saya jalani sekarang. Mungkin saya termasuk dari sedikit orang-orang yang beruntung yang bisa menyukai dan menikmati pekerjaan yang saya miliki. Meskipun, saya belum termasuk golongan orang-orang yang lebih beruntung lagi, yaitu mereka yang bisa melakukan apa yang mereka sukai. :)


Saya menyukai pekerjaan saya saat ini. Tetapi saya tahu, ada suara-suara lain dalam diri saya yang menuntut untuk didengar dan dituruti.


Rene menganjurkan kita untuk do only what you love doing. Tanpa mengecilkan kesulitan keadaan beberapa orang yang mungkin kurang beruntung dan tidak memiliki pilihan sebanyak orang-orang lainnya, saya mengerti apa yang dimaksud oleh Rene. Mencintai apa yang kita lakukan itu baik. Tapi selagi bisa, kenapa tidak mencoba melakukan apa yang kita cintai.


Dalam bukunya, Rene banyak bicara soal fulfillmentFulfillment itu penting. Begitu juga dengan suara-suara dalam diri saya itu. Saya tahu bahwa dengan menuruti mereka, saya akan menemukan fulfillment yang lebih besar dari yang saya dapat dari melakukan pekerjaan saya sekarang. Dan ini sempat membuat saya gundah gulana selama beberapa waktu.


Sebelumnya, saya selalu berpikir bahwa kedua hal ini, pekerjaan dan passion, jika tidak sejalan, maka harus saling mematikan. Tapi pikiran saya berubah setelah membaca bukunya Rene. Uraian-uraiannya sudah membuka mata saya, bahwa kedua hal itu, meskipun tidak sejalan, bisa didamaikan. Pilihannya sangat jelas, change, walk away, or change your attitude.


Sepanjang pemahaman saya, yang ingin ditekankan oleh Rene dalam Your Job is not Your Career bukan tentang apa yang akan kita pilih (karena itulah saya merasa buku ini positif sekali), tapi lebih kepada bagaimana menemukan, memahami, dan menghidupkan passion yang kita miliki. Menghidupkannya terus menerus dalam diri kita, terlepas dari apapun pekerjaan kita. Rene bicara soalfulfillment.
Kata Rene, pekerjaan bukanlah karier. Pekerjaan adalah sesuatu yang kita kerjakan setiap hari, yang membuat kita terikat dengan suatu badan atau organisasi. Karier adalah sesuatu yang lebih personal.
Karir itu adalah bagian dari diri kita, bagaimana kita ingin didefinisikan dan diingat oleh orang-orang di luar diri kita. Karier itu adalah sesuatu yang melekat pada diri kita, di mana pun kita bekerja saat ini.
Tidak semua orang punya privilege untuk melepaskan pekerjaannya dan menuruti passionnya. Dan memang tidak perlu begitu. Karena itulah saya merasa Rene begitu positif :). Dia sudah mengingatkan bahwa yang terpenting adalah bagaimana menemukanpassion kita, dan menghidupkannya, dan memperoleh fulfillment yang lebih besar. Saya rasa saya setuju dengan Rene. Once you’re fulfilled, then everything else will follow.
Pekerjaan mungkin tidak bisa kita lepaskan, begitu pula dengan passion. Karena dengan itulah kita bisa mengeluarkan yang terbaik dari diri kita, dan otomatis pula memberikan yang terbaik bagi orang lain di sekeliling kita.


Rene mengajak kita untuk bertanya, apa sih sebenarnya tujuan kita dalam hidup. Ia mengingatkan kita, bahwa kita memang harus punya tujuan yang lebih besar dalam hidup. Lebih besar dari sekadar memperoleh jabatan dan gaji. Tujuan besar tapi sederhana.


Apakah makna keberadaan kita di dunia ini, dan apa kontribusi yang sudah kita berikan?
Dia mengingatkan kita untuk menghargai diri kita sebagaimana diri kita sendiri, bukan kita sebagai karyawan di perusahaan ini, atau berbagai atribut lain yang melekat pada kita.


It’s about personal branding at its best.  :)

No comments:

Post a Comment