Monday, February 14, 2011

Buku Yang Sedih

Ini adalah bacaan kami minggu ini.

 


Buku yang di sebelah kiri_ "Menari di Pelangi" karangan Ayunda_baru dibeli minggu lalu untuk MissKriwil. Ini adalah buku serius pertamanya. Serius karena ini adalah buku pertamanya yang akan dia baca sendiri. Dia sudah punya banyak buku sebelumnya, hanya saja, selalu mengandalkan saya untuk membacakan. Oh iya, ini juga adalah buku pilihannya sendiri. Saya rasa karena itu dia mau membacanya sendiri :)


Buku yang kedua, “Untuk Bunda dan Dunia” saya beli beberapa tahun lalu, karena kagum pada Faiz, anak kecil yang berhati sedalam samudra.  Buku itu berisi puisi-puisi karangan Faiz (waktu itu masih berusia 8 tahun) tentang berbagai hal dalam kehidupannya, mulai dari Bunda hingga keadaan negeri ini. Kata-katanya, meski sangat polos dan anak-anak, terasa sangat tajam dan menyentuh.  Kejujuran dan ketulusan sangat kuat terasa dalam bukunya. Ketika membeli buku ini, saya berharap suatu hari anak saya akan bisa membaca dan mengambil pelajaran dari sana.

Karena itu, tadi siang, melihat si Kriwil giat sekali membaca buku sendiri (yang adalah merupakan lompatan besar dalam hitungan bulan), saya jadi teringat untuk menunjukkan buku Faiz tadi.

Dia membaca-baca sekilas dan memperhatikan ilustrasi yang ada di setiap halaman. Lalu komentarnya: buku ini ceritanya sedih sekali, Bunda :)

Saya terdiam sejenak. Berpikir. Masa sih?
Lalu saya mengambil buku itu dari tangannya. Penasaran, ingin tahu bagian mana yang menurutnya sedih.

Ya semuanya, Bunda.

Sedih kenapa?

Ya sedih aja.

Saya membolak balik halaman buku itu. Membaca sekilas puisi-puisi di dalamnya. 

Saya  masih ingat sebagian besar puisi di buku itu. Membaca kembali puisi-puisi Faiz sungguh menyejukkan. Saya seperti  sedang duduk di pinggir danau, memandangi airnya yang bening dan tenang, meresapi keheningan yang khidmat.

Bunda sebetulnya mau baca yang mana sih?

Misskriwil sepertinya bingung karena dari tadi saya membolak balik halaman buku itu tanpa berhenti pada satu halaman tertentu.

Sebetulnya, yang bingung itu saya. Melihat sekilas puisi-puisi dalam buku itu, saya bisa mengerti kenapa si Kriwil merasa isinya terasa sedih. Tapi saya bingung, bagaimana ya menjelaskannya supaya dia bisa melihatnya dari sisi yang lain?


No comments:

Post a Comment